Ajaran Sang Guru
Guru Agung mengajarkan Dhamma kepada umat-Nya dengan terang dan jelas, seperti jika kita melihat suatu benda, siapa pun yang punya mata akan melihat benda itu dengan terang dan jelas. Ajaran Buddha yang terang dan jelas itu akan menjadi terang dan jelas kalau Saudara melihatnya dengan pikiran, dengan pengertian dan pernungan; karena Ajaran Guru Agung tidak hanya dengan menawarkan: "Anda percaya atau tidak ! Tidak dengan cara begitu.
Kalau ajaran Buddha hanya menawarkan "Anda percaya atau tidak", maka itu sesuatu akan menjadi amat mudah. 'Kalau Anda tidak mau percaya, ya sudah; tetapi kalau Anda percaya maka Anda akan memperoleh manfaatnya'. Ajaran Buddha tidaklah demikian. Meskipun Saudara mendengar tapi mendengar hanya dengan kuping, tidak mendengar dengan hati dan pemikiran maka belum tentu Saudara bisa dapat menangkap apa yang di ajarkan Buddha.
Untuk mengerti Ajaran Buddha memang harus menggunakan akal; dalam bahasa Indonesia sering di sebutkan PENALARAN. Kalau Saudara tidak menggunakan penalaran, Saudara bisa saja mendengar tetapi tidak mengerti. Aapalgi kalau uraiannya mengenai hal-hal yang sangat mendalam, karena Ajaran Buddha ini tidak hanya mengajarkan Saudara untuk menjadi orang yang baik tetapi mengajak umat-Nya menjadi seorang yang BIJAKSANA. Mengapa demikian? Karena menjadi seorang yang baik saja itu tidak cukup.....sangatlah tidak cukup ! Orang yang baik tapi kurang memiliki kebijaksanaan, maka bila suatu saat ia menghadapi persoalan, maka ia akan menjadi luntur, ia akan meninggalkan kebaikan yang dilakukannya. Buddha Dhamma mengajarkan kepada kita, bagaimana menjadi seorang yang baik dan dilengkapi dengan kebijaksanaan. Oleh karena itu, berusahalah untuk mengerti Dhamma dengan baik. Dhamma itu seolah-olah permata atau pelita yang jika kalau kita dalam kebingungan, keruwetan dalam kehidupan, Dhamma akan memberikan kita arah sehingga dapat memberikan semangat kepada kita untuk melanjutkan kehidupan ini.
Ajaran Buddha salah satunya adalah; JANGAN MENJADI ORANG BODOH. Bodoh yang dimaksud Buddha ini bukan bodoh karena kurang sekolah, tetapi BODOH TIDAK MENGERTI SIFAT SEJATINYA KEHIDUPAN INI. Dhamma membuat Saudara menjadi mengerti tentang sejatinya kehidupan ini, sehingga menjadi bijaksana.
Sebagai umat Buddha tidak usa kita mempunyai ----keinginan yang macam-macam, yang macam-macam itu adalah yang wonder-wonder, yang ajaib-ajaib. Saya tidak cenderung untuk berbicara mengenai dewa-dewa, mahluk-mahluk halus, tentang alam-alam lain, meskipun hal itu pernah memang ada dibicarakan oleh Buddha, tetapi sangat sedikit ! Apakah yang menjadi tujuan utama ajaran Buddha? Yang menjadi tujuan utama ajaran Buddha adalah bagaimana umat manusia ini bisa menjadi bijaksana. Kebijaksanaan itu sangatlah mahal sekali harganya, dan sangat bermanfaat. Bukan melihat dewa ini dan itu, bukan pula melihat mahluk-mahluk gaib lainnya, tetapi mengajarkan kita untuk menjadi bijaksana.