Kura kura Darat yang Umum Dipelihara di Indonesia

Kura kura darat, atau biasa disebut “tortoise’ dalam bahasa Inggris dan “torto” untuk Bahasa yang lebih “gaul” dan simple adalah kura kura yang habitatnya/tempat hidupnya di darat. Berikut klasifikasi ilmiah kura kura darat :

  1. Kingdom : Animalia
  2. Fillum : Chordata
  3. Kelas : Reptilia
  4. Ordo : Testudines/Chelonii
  5. Sub Ordo : Cryptodira
  6. Superfamily : Testudinodea
  7. Family : Testudinidae

Kura kura darat ( Selanjutnya saya sebut torto ) sama seperti kura air dan semi air mempunyai tempurung untuk berlindung dari ancaman predator. Tempurung atas dinamakan karapas dan tempurung bawah dinamakan plastron. Ukuran maksimal torto bervariasi tergantung jenisnya, torto yang paling besar dari jenis Galapagos, kedua jenis Aldabra, dan ketiga ditempati oleh jenis Sulcata.

Sebagai binatang peliharaan, torto merupakan pilihan yang pas, karena gampang jinak/tidak galak seperti beberapa kura air, dan mempunyai bentuk dan corak yang indah. Kebanyakan, torto adalah hewan herbivore, memakan dedaunan, rerumputan, bunga, buah dan kaktus. Tetapi ada juga torto yang omnivore, seperti Forsteni, torto asli dari Sulawesi yang juga memakan cacing. Untuk harga, bervariasi, mulai dari 600 ribu sampai harganya yang mencapai puluhan bahkan diatas 100 juta rupiah. Harga bervariasi tergantung jenis, corak dan ukurannya. Torto paling mahal adalah dari jenis Yniphora, bisa sampai 100 juta lebih, torto ini dibanderol mahal dikarenakan bentuknya yang bagus dan jarang ada di pasaran.

Berikut beberapa jenis torto yang biasa dipelihara oleh para hobiis di Indonesia

1. Yniphora / Ploughshare Tortoise / Geochelone yniphora

Kura kura ini berasal dari Madagascar, termasuk kura yang terancam kepunahan diakibatkan perburuan dan rusaknya habitat mereka, shingga wajar jika harganya lumayan mahal. Berbagai usaha konservasi dilakukan untuk mempertahankan jenis ini dari kepunahan, mulai dari penangkaran dari lembaga lembaga terkait hingga “merusak” tempurung dari tiap individu yang berhasil ditemukan di alam liar agar tidak diburu untuk diperdagangkan sebagai hewan peliharaan.

1423803627902050605

Yniphora jantan bisa mencapai ukuran panjang 43 cm dengan berat rata rata 10 kg sedangkan betina mencapai 37 cm dan berat 8-9 kg. Seperti kebanyakan torto lainnya, Yniphora juga memakan rerumputan, Yniphora lebih menyukai rumput yang kering.

2. Aldabra / Aldabra Tortoise / Aldabrachelys gigantean

Aldabra merupakan jenis torto terbesar kedua setelah torto Galapagos. Torto ini berasal dari pulau Aldabra Atoll di Seycelles, torto ini berwarna kehitaman dengan leher yang bisa memanjang yang biasa digunakan untuk meraih dedaunan di semak yang agak tinggi.Ukuran panjang kura jantan mencapai 120 cm dengan berat 250 kg, sedangkan betina mampu mencapai panjang 90 cm dengan berat 150 kg. Mereka memakan berbagai jenis semak, rumput rumputan, dan batang kayu muda yang lunak.

1423803627902050605

Walau termasuk jenis kura darat torto ini juga jago dalam berenang. Habitatnya adalah daerah bersemak dan juga di sekitar hutan bakau. Aldabra juga terancam punah dari habitat aslinya karena penangkapan untuk dagingnya pada masa lalu dan predator semacam tikus dan kucing. Harga untuk kura aldabra bisa mencapai ¾ dari harga kura Yniphora dikarenakan ukurannya yang bisa besar.

3. Radiata / Radiated Tortoise / Geochelone radiate

Radiata merupakan torto dengan corak yang paling menarik (menurut saya) dari semua jenis torto. Dari betuk karapas hitamnya yang seperti kubah meninggi dengan corak garis garis kuning yang terlihat seolah memancar dari titik kuning di setiap scutenya.Ukuran radiata bisa mencapai 41 cm dengan berat 16 kg ketika dewasa.

Kura kura Radiata

Di habitatnya, yaitu Madagascar, Radiata juga terancam punah karena diburu untuk diperjualbelikan tempurungnya yang bagus serta rusaknya habitat. Habitat alami mereka adalah di daerah rerumputan atau semak kering dan hutan tropis sebelah selatan dari Madagaskar. Mereka memakan rerumputan dan daun hijau, buah, serta kaktus. Sering juga memakan daun kering untuk penyeimbang diet mereka. Kisaran harga Radiata berukuran 5-10 cm ini Antara 8 juta sampai 15 juta.

4. Chery Head / Cheryhead Tortoise / Geochelone Carbonaria

Ada perbedaan dari Cheryhead dengan Red Footed, Cherry Head lebih kecil daripada Red Footed dan bisa muncul corak marble pada karapas maupun plastronnya. Cheryhead seperti namanya mempunyai sisik merah atau orange di kepalanya yang menyerupai buah Chery. Mereka berasal dari daerah Brazil dan Paraguay dengan habitat padang rumput dekat hutan tropis. Ukurannya bisa mencapai 30 cm.

Cherry head dengan corak marble (putih)

Makanan mereka meliputi daun daunan hijau, rumput, buah, bunga dan hewan invertebrate kecil juga bisa mereka makan. Para hobiis biasanya memberi makan buah2 merah seperti strawberry agar warna kepalanya lebih merah. Cherry head menyukai lingkungan bersuhu sekitar 30?C dengan kelembaban yang tinggi. Kelembaban yang tinggi juga memungkinkan untuk membentuk pola marble pada karapasnya. Harga baby Cherryhead berkisar Antara 1,5 juta sampai 2 juta.

Cherry head saya :) belum terlihat pola marble (Sumber : Dokumen Pribadi)

5. Sulcata/ African Spurred Tortoise/ Geochelone Sulcata

Sulcata atau sering disebut sulcy atau sulki oleh para penghobi kura kura adalah torto sejuta umat di Indonesia, merupakan torto yang paling cocok dipelihara di Indonesia karena kemampuannya bertahan terhadap iklim di sini ( selain Emys dan Forsteni yang asli Indonesia tentunya :D ). Selain itu karena cocoknya iklim untuk sulcata, maka usaha breeding juga sudah mulai banyak berhasil di Indonesia sehingga ketergantungan akan sulcata yang impor sedikit berkurang.Sulcata merupakan torto terbesar ketiga setelah Galapagos dan Aldabra. Panjang tubuhnya bisa mencapai 60cm sampai 90 cm dengan berat mencapai 45kg sampai 90kg. Kura ini berasal dai daerah Afrika di seputaran gurun Sahara, mereka tinggal di daerah rumput kering, savannah ataupun di kawasan semak yang kering, mereka suka menggali lubang untuk perlindungan terhadap panas dan mencari temat lembab, jadi jangan kaget jika sulcata yang anda pelihara terlihat menggali lubang walau masih berusia kecil. Corak karapasnya kuning keemasan dengan garis coklat tua. Sulcata mempunyai beberapa taji di kaki depannya.

Sulcy saya, dengan scute berlebih, justru lebih unik :) (Sumber : Dok. Pribadi)

Makanan sulcata yang utama adalah rerumputan dan tanaman yang tinggi serat dan rendah prtotein, terlalu banyak protein menyebabkan penyakit pyramiding pada semua jenis torto (akan saya bahas pada bagian lain). Pemberian makanan berupa buah buahan dan sayuran dengan kadar air tinggi sebaiknya dihindar akan tetapi kaktus, bunga sepatu bisa jadi pengecualian. Kura ini juga bertempramen tinggi, tapi dengan perlakuan lemah lembut bisa juga jadi lebih jinak dan bonding kepada anda. Harga sulcata baby berukuran 5-6 cm biasanya dibanderol antara 1 juta sampai 1,3 juta rupiah per ekornya.

6. Parda / Leopard Tortoise / Geochelone pardalis

Pardalis atau biasa disebut Parda oleh hobiss seperti namanya, mempunyai corak tempurung seperti leopard jika sudah dewasa, paduan corak dasar kuning gading dengan totol hitam yang tak beraturan membuat tampilannya semakin cantik, apalagi jika warna kuning gadingnya lebih banyak, semakin membuat tampilannya terlihat makin cantik. Bentuk karapasnya seperti kubah menjulang dan sering terlihat lebih pyramiding. Akan tetapi hewan ini tidak tahan pada lembab sehingga sering terjadi kasus sudden death yang dialami para hobiis yang memelihara parda ukuran baby. Biasanya dikarenakan sifat Parda yang sensitive akan udara lembab yang membuat gangguan pernafasan pada Parda.

Parda dewasa dan juvenile (sumber : tortoisesanctuary.org)

Parda dewasa bisa mencapai ukuran 40 sampai dengan 50 cm dengan berat mencapai 18 kg. kura ini berasal dari derah savannah di afrika dari Sudan sampai Afrika Selatan. Hampir sama dengan sulcata mereka memakan rumput, kaktus ataupun gulma. Hewan ini lebih defensive mereka mengeluarkan bunyi/hissing jika mereka merasa terancam. Parda juga merupakan pelari dan pemanjat yang handal, jadi sediakan pagar yang cukup tinggi jika dipelihara outdoor.Harga Parda ukuran baby berkisar antara 900 ribu sampai 1,2 juta, jika sedang banjir stok impor harganya bisa lebih murah dari harga pasaran, tapi pintar pintar memilih jangan sampai dapat Parda yang sakit.

7. Istar / Indian Star Tortoise / Geochelone elegans

Seperti namanya Indian Star atau yang biasa disebut Istar oleh hobiis merupakan torto dengan corak bintang di karapasnya dan berasal dari daerah India sampai Sri Lanka. Coraknya hampir sama dengan radiate, namun pancaran garisnya lebih jarang daripada Radiata. Karapasnya tidak terlalu menjulang dan sering terlihat pyramiding pada Istar ukuran dewasa. Ukuran Istar bisa mencapai 38 cm dengan berat mencapai 8 kgMakanan dari Istar adalah rerumputan segar, bunga, buah dan kaktus. Mereka juga memakan serangga tapi jika dipelihara, jangan sekali kali diberi serangga. Mereka rentan terkena pilek jika udara terlalu dingin. Jadi Istar perlu pemeliharaan dan perhatian ekstra.

Istar baby, Juvenile, dan dewasa ( Sumber : zooborns.com )

Harga Istar ukuran baby berkisar antara 800 ribu sampai 1 juta rupiah. Sama dengan Parda jika sedang banjir maka harga bisa turun sampai kisaran 500 ribu, tapi tetap berhati hati dalam memilihnya.

8. Emys / Asian Forest Tortoise / Manouria emys emys

Manouria emys emys, atau biasa disebut kura kura kaki gajah adalah kura kura darat (tortoise) terbesar di asia. penyebarannya di indonesia meliputi Kalimantan dan Sumatra. Ukuran dewasa kura kura ini berkisar antara 45-50 cm, dengan berat bisa mencapai 20kg. warna karapas Emys didominasi warna hijau tua dengan sedikit coklat pada tiap scute-nya.

Emys baby punya saya (Sumber : Dok. Pribadi)

Seperti kebanyakan kura kura darat di dunia, Emys merupakan kura pemakan tumbuhan, dan yang paling disenangi hewan ini adalah daun dan batang Talas. Selain itu Emys juga menyukai berbagai macam buah buahan. Perawatannya tidak susah karena merupakan kura asli Indonesia jadi sudah terbiasa dengan iklim disini. Harga emys ukuran baby berkisar 1 juta rupiah, untuk ukuran remaja sekitar 700 ribu dan indukan berkisar antara 1,2 juta sampai 1,4 juta.

9. Forsteni / Forstne’s Tortoise / Indotestudo Forstenii

Forsteni atau biasa disebut Teni oleh hobiis merupakan torto asli dari Indonesia, Teni berasal dari Sulawesi dan Halmahera, mereka menghuni pedalaman hutan basah. Teni mempunyai corak yang eksotis, pada saat masih berusia baby karapasnya dominan berwarna hitam dengan garis kuning di setiap sela scutenya. Saat beranjak dewasa warna kuning semakin melebar dan berubah dominan warna kuning dengan kepala juga semakin menjadi cerah. Ukuran dewasa Teni bisa mencapai sekitar 25cm sampai 30cm.

Emys baby punya saya (Sumber : Dok. Pribadi)

Karena Teni nerasal dari hutan yang basah maka dia menyukai daerah dengan cahaya yang redup dan suka berendam pada genngan air, jadi pastikan jika anda memeliharanya maka bersiaplah untuk menyedikan tempat berendamnya. Makanan utama forsteni merupakan buah buahan dan sayuran, mereka juga memakan cacing dan siput. Makanan kegemaran mereka adalah makanan kuning seperti labu kuning, jagung, dan bunga dandelion. Harga untuk kura forsteni ini sekitar 800 ribu sampai 1 juta rupiah untuk yang ukuran baby.

Hayo kira - kira kalian sudah punya yang mana......

Apapun yang kalian punya yang penting kalian bisa merawat mereka dengan bertanggung jawab, ingat mereka itu hampir punah loh..jadi hargai mereka seperti kita menghargai diri kita sendir...